Tanggal | Tempat | Kota |
---|---|---|
Belum ada jadwal terbaru |
DISKRIPSI
Agribisnis merupakan salah satu bisnis yang penting dalam perekonomian nasional dan berperan dalam meningkatkan perekonomian daerah. Peranan pertanian dalam subsistem produksi primer memang menurun namun produk industri yang berbasis dan berkait dengan pertanian berteknologi maju dan manajemen modern akan terus berkembang seiring dengan kebutuhan akan bahan pokok dan hasil olahannya bagi industri hilir. Untuk mencapai kondisi yang ideal masih dibutuhkan investasi yang besar.
Pengelolaan agribisnis harus dilakukan sangat cermat dan rinci, baik prospek peluang maupun tantangannya dan kendalanya. Oleh karena itu, analisis pembiayaan agribisnis tersebut haruslah dilakukan secara cermat pula. Apalagi agribisnis secara umum berisiko tinggi, dimana ketidakpastian tingkat pengembalian (return) dari investasi sangat fluktuatif.
Namun demikian, fakta menunjukkan bahwa tingkat pengembalian kredit di sektor agribisnis relatif tinggi, karena ketidakpastian pengembalian lebih disebabkan oleh ketergantungan operasional usaha agribisnis terhadap kondisi umum maupun spesifik lingkungan alam dan sosial ekonomi yang melingkupi. Ini berarti, risiko agribisnis berbeda-beda menurut jenis, lokasi, waktu dan sistem industrinya.
Secara umum risiko agribisnis dapat digolongkan dalam permasalahan teknis pertanian dan permasalahan konseptual usahatani sebagai suatu usaha bisnis (agribisnis). Secara teknis risiko berkaitan dengan sifat dan ciri biofisik yang terkait dalam agribisnis dan secara konseptual berkaitan dengan sistem operasi, manajemen dan lingkungan bisnisnya. Manajemen agribisnis memerlukan kemampuan keterampilan spesifik dan wawasan yang luas. Dalam keragaman yang sangat luas tersebut risiko agribisnis berpeluang dapat dikelola.
Pemberian kredit mengandung resiko tertentu, sehingga perbankan tidak begitu saja memberikannya. Suatu aplikasi kredit akan diberikan apabila manajemen bank merasa yakin bahwa nasabahnya dapat mengembalikan kredit tersebut sesuai dengan waktu yang telah disepakati, baik pokok ataupun bunga pinjaman yang ditetapkan, sehingga bank dapat menghindar dari tidak tertagihnya kredit tersebut yang nantinya akan menimbulkan masalah kredit macet. Kredit macet yang terjadi terutama disebabkan oleh faktor manajemen bank dalam melakukan analisis kredit yang tidak akurat, faktor penguasaan kredit yang lemah, analisis laporan keuangan yang tidak cermat dan kompetensi dari sumber daya manusia yang masih lemah. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan pemberian kredit dari semestinya, bank harus menyusun kebijakan kredit yang komprehensif dan jelas dengan memperhitungkan berbagai macam faktor dan kriteria yang menentukan mutu kebijakan tersebut. Salah satu cara yang dapat membantu perusahaan dalam menilai efisiensi dan efektivitas prosedur pemberian kredit adalah dengan adanya audit internal yang memadai.
TUJUAN PELATIHAN
Pelatihan ini bertujuan untuk
MATERI Training Analisis Repayment Capacity (RPC) Dan Analisa Pertanian
TRAINING METHOD
Presentation
Discussion
Case Study
Evaluation
FACILITIES
Training Kit
Handout
Certificate
Lunch + 2 X Coffee Break
Souvenir
Pick Up Participant
Data Materi Training | |
Topik Training | : Analisis Repayment Capacity (RPC) Dan Analisa Pertanian |
Link | |
*Jumlah Peserta | |
*Nama Peserta Yang Didaftarkan | |
Personal Data | |
*Nama | |
*Jabatan | |
*Nama Perusahaan | |
*Alamat Perusahaan | |
*Email Perusahaan | |
*Email Alternatif | |
*Telepon Kantor | |
Ekstensi | |
*Handphone | |
* Harus di isi | |
![]() | |